Kamis, 25 Juli 2013

CERPEN (tugas bahasa indonesia)

Kaca mata dadu

Uhh…. Bajuku basah,, penuh dengan keringat. Dengan score 2-1 teamku berhasil memenangkan pertandingan futsal. Namaku toro. Oke…sekarang aku harus belajar fluida, karena besok aku ulangan fisika. Aku ambil buku fisikaku di lemari
“mana bukunya… bukunya mana !” aku langsung keluar kamar dan menghampiri ibuku.
“ibu,,, ibu tau bukuku yang di lemari ga ?”

Ibuku masuk ke kamar dan mengunci pintunya. ternyata Ibuku sedang menangis . hal itu yang dilakukan Ibu satip hari.  padahal dahulu keluargaku adalah keluarga yang bisa  dikatakan  berekonomi sangat cukup, hanya karena dua buah dadu dan kartu bisa dengan mudah merubah kehidupanku. Bahkan ayahku sampai tega menjual buku pelajaranku.
karena dadu juga mataku kini sudah tidak sempurna.  -2 di sebelah kanan dan -3 di sebelah kiri. Itu akibat sebuah dadu yang bersarang di mataku akibat jony wolker yang di tenggak ayahku.

“Aduh kakiku terinjak!” teriak Iksan, seorang teman yang setia menemaniku. yah… begitulah anak kelasku kalau ada guru yang masuk.
“ selamat pagi…. Kita ulangan hari ini.” Kata pak Romi, guru fisikaku.
 Bel istirahat berbunyi
“ ro… ke kantin yuk !! Gue traktir deh”. Yah itulah Ikhsan yang kehidupannya slalu damai, Berbeda denganku!!
Aku duduk di kantin dan aku melihat seorang wanita cantik sedang memesan minuman, Wina namanya. Pucuk dicinta ulanpun tiba. Wina menghampiriku dan duduk di sebelahku sambil membuka buku fisika.
“ Toro tolong ajarin aku dong” kata Wina. Aku bingung kenapa Wina bertanya padaku.
“  kata pak Romi kamu sata-satunya siswa yang mendapatkan nilai A di mata pelajaran fisika, wah hebat juga kamu ya….” Ujarnya padaku.
Hampir 15 menit aku belajar bersama Wina. Aku berharap wina membalas cintaku, tapi wina adalah anak orang kaya dan wajahnyapun cantik. Keesokan harinya aku kembali duduk di kantin. yah……. Maunya sih ketemu Wina lagi. Sambil menunggu, ikhsan memesan minuman untukku,,
“ awas!! Gelasnya pecah !! aku berteriak dengan kencang karena melihat gelas akan pecah. Semua orang menoleh ke arahku dengan tatapan aneh, karena memang tidak ada gelas yang pecah. Ketika semua orang selesai menoleh ke arahku gelas itu benar-benar pecah.  Walau begitu aku pun merasa heran, bagaimana caranya aku tahu sesuatu yang akan terjadi. Tapi.. mungkin hal itu adalah suatu kebetulan saja.
Karena ku pikir hal sepele, tak sedikitpun terlintas untuk memikirkan kejadian tadi siang. Akupun merasa sangat letih, hingga mataku terpejam ketika aku duduk di sebuah kursi taman di dekat sekolahku. Karena terlalu lelap aku tertidur, aku bermimpi sedang bermain bola bersama teman sebayaku, karena suatu hal, aku sampai berkelahi, teman-temanku berlari mengejarku, akupun tersangkut di salah satu ranting pohon sampai terluka di bagian tanganku. Akupun terbangun dari tidurku, namun….. aku sangat terkejut melihat tanganku terluka, bahkan yang kebih parahnya lagi, lengan bajuku sobek sepeti apa yang aku alami di mimpiku. Padahal aku sangat yakin bahwa aku hanya tertidur dan tidak tersangkut atau terjatuh sama sekali hari ini.
Seketika akupun teringat ayahku,aku pulang dan mengambil sebuah dadu dari lemariku, aku membolak-balikannya,
“ahhh! Suatu saat aku pasti akan menaklukanmu.” Teriakku sambil melempar dadunya ke tembok.
Sang mentari menyapaku kembali, akupun pergi ke sekolah. Ketika aku sampai di gerbang sekolah, tiba-tiba pak romi guru fisikaku menatap ku dengan serius. “Oh… mungkin karna aku pintar”. pikirku
Hari demi haripun terlewati,  akhirnya aku lulus SMA dengan nilai yamg sangat memuaskan.
Aku memutuskan bekerja karna tidak ada biaya untuk kuliah. Perusahaan-perusahaan yang aku datangi, tidak ada yang mau menerimaku, ternyata walaupun dulunya aku juara 2 olimpiade matematika dan terkenal dengan kecerdasanku tarnyata selama ini hanyalah efek dari fokus, konsentrasi, serta kekuatan pikiranku. Akupun mulai mencari tahu sesuatu yang ternyata ku miliki tanpa ku ketahui.
Mulailah aku memperdalam dan memusatkan semua pikiranku untuk memikirkan kejadian yang jelas-jelas tak terjadi. Aku membayangkan sebuah pohon jatuh di dekat taman sekolah yang lalu. Rasa penasaran terus menguasaiku, terus berjalan dan sampailah di taman tersebut, dengan sangat heran aku melihat pohon yang ku pikirkan tadi. Benar-benar terjadi. Sejak saat itu aku mengetahui kemampuan anehku. Hari demi hari kuhabiskan waktuku di taman tersebut, tak pernah kubayangkan ternyata hidupku penuh dengan kejutan yang tidak dimiiki oleh orang lain. Awalnya aku tak menerima kenyataan ini. Sampai suatu hari, pak Romi guru fisikaku dulu melihatku sedang duduk termenung. Ia pun bertanya dan aku pun menceritakan kejadian aneh pada diriku.

Master mentalist. Ternyata itulah profesi kedua dari pak romi, guru fisikaku. Sudah lama ia mengetahui hal tersebut, dan karena hal itulah, mengapa semua nilaiku di sekolah sangat memuaska, ia mamotivasikan dan  menginspirasikanku untuk menjadi seorang magiction dan mulai memperdalamnya.

Aku memulai karirku dengan mencoba sebagai master of traditional magic. Dan sekarang aku adalah seorang square magic. Karena itu adalah janjiku untuk menguasai dadu, karena kebencianku terhadap dadu  dan kartu.
Rasa ingin tahuku juga terjawab sekarang, Wina yang ku anggap menyukaiku dulu, ternyata dipikirannya tidak pernah terlintas sedikitpun tentang diriku. Harapankupun kandas.
Di tengah kesuksesanku sebagai seorang mentalis, ibu yang sangat aku sayangi pergi meninggalkanku, sekarang hidupku hanya dengan pak Romi dan keanehan yang kumiliki.Dan setelah aku pentas aku selalu berkata
“siapapun juga, jangan mudah terpengaruh, jangan mengandalkan sebuah keberuntungan. Karna perhitungan yang mendominasi kita untuk kita tau langkah kedepan seperti apa”. Saya Toro dan terima kasih.


Karya : listorini abu bakar
XI. IPA.4




         

Tidak ada komentar:

Posting Komentar