Kaca mata dadu
Uhh…. Bajuku basah,, penuh
dengan keringat. Dengan score 2-1 teamku berhasil memenangkan pertandingan
futsal. Namaku toro. Oke…sekarang aku harus belajar fluida, karena besok aku
ulangan fisika. Aku ambil buku fisikaku di lemari
“mana bukunya… bukunya mana !”
aku langsung keluar kamar dan menghampiri ibuku.
“ibu,,, ibu tau bukuku yang di
lemari ga ?”
Ibuku masuk ke kamar dan
mengunci pintunya. ternyata Ibuku sedang menangis . hal itu yang dilakukan Ibu
satip hari. padahal dahulu keluargaku
adalah keluarga yang bisa dikatakan berekonomi sangat cukup, hanya karena dua buah
dadu dan kartu bisa dengan mudah merubah kehidupanku. Bahkan ayahku sampai tega
menjual buku pelajaranku.
karena dadu juga mataku kini
sudah tidak sempurna. -2 di sebelah
kanan dan -3 di sebelah kiri. Itu akibat sebuah dadu yang bersarang di mataku
akibat jony wolker yang di tenggak ayahku.
“Aduh kakiku terinjak!” teriak
Iksan, seorang teman yang setia menemaniku. yah… begitulah anak kelasku kalau
ada guru yang masuk.
“ selamat pagi…. Kita ulangan
hari ini.” Kata pak Romi, guru fisikaku.
Bel istirahat berbunyi
“ ro… ke kantin yuk !! Gue
traktir deh”. Yah itulah Ikhsan yang kehidupannya slalu damai, Berbeda
denganku!!
Aku duduk di kantin dan aku
melihat seorang wanita cantik sedang memesan minuman, Wina namanya. Pucuk
dicinta ulanpun tiba. Wina menghampiriku dan duduk di sebelahku sambil membuka
buku fisika.
“ Toro tolong ajarin aku dong”
kata Wina. Aku bingung kenapa Wina bertanya padaku.
“ kata pak Romi kamu sata-satunya siswa yang
mendapatkan nilai A di mata pelajaran fisika, wah hebat juga kamu ya….” Ujarnya
padaku.
Hampir 15 menit aku belajar
bersama Wina. Aku berharap wina membalas cintaku, tapi wina adalah anak orang
kaya dan wajahnyapun cantik. Keesokan harinya aku kembali duduk di kantin.
yah……. Maunya sih ketemu Wina lagi. Sambil menunggu, ikhsan memesan minuman
untukku,,
“ awas!! Gelasnya pecah !! aku
berteriak dengan kencang karena melihat gelas akan pecah. Semua orang menoleh
ke arahku dengan tatapan aneh, karena memang tidak ada gelas yang pecah. Ketika
semua orang selesai menoleh ke arahku gelas itu benar-benar pecah. Walau begitu aku pun merasa heran, bagaimana
caranya aku tahu sesuatu yang akan terjadi. Tapi.. mungkin hal itu adalah suatu
kebetulan saja.
Karena ku pikir hal sepele, tak
sedikitpun terlintas untuk memikirkan kejadian tadi siang. Akupun merasa sangat
letih, hingga mataku terpejam ketika aku duduk di sebuah kursi taman di dekat
sekolahku. Karena terlalu lelap aku tertidur, aku bermimpi sedang bermain bola
bersama teman sebayaku, karena suatu hal, aku sampai berkelahi, teman-temanku
berlari mengejarku, akupun tersangkut di salah satu ranting pohon sampai
terluka di bagian tanganku. Akupun terbangun dari tidurku, namun….. aku sangat
terkejut melihat tanganku terluka, bahkan yang kebih parahnya lagi, lengan
bajuku sobek sepeti apa yang aku alami di mimpiku. Padahal aku sangat yakin
bahwa aku hanya tertidur dan tidak tersangkut atau terjatuh sama sekali hari
ini.
Seketika akupun teringat
ayahku,aku pulang dan mengambil sebuah dadu dari lemariku, aku
membolak-balikannya,
“ahhh! Suatu saat aku pasti
akan menaklukanmu.” Teriakku sambil melempar dadunya ke tembok.
Sang mentari menyapaku kembali,
akupun pergi ke sekolah. Ketika aku sampai di gerbang sekolah, tiba-tiba pak
romi guru fisikaku menatap ku dengan serius. “Oh… mungkin karna aku pintar”. pikirku
Hari demi haripun terlewati, akhirnya aku lulus SMA dengan nilai yamg
sangat memuaskan.
Aku memutuskan bekerja karna
tidak ada biaya untuk kuliah. Perusahaan-perusahaan yang aku datangi, tidak ada
yang mau menerimaku, ternyata walaupun dulunya aku juara 2 olimpiade matematika
dan terkenal dengan kecerdasanku tarnyata selama ini hanyalah efek dari fokus,
konsentrasi, serta kekuatan pikiranku. Akupun mulai mencari tahu sesuatu yang
ternyata ku miliki tanpa ku ketahui.
Mulailah aku memperdalam dan
memusatkan semua pikiranku untuk memikirkan kejadian yang jelas-jelas tak
terjadi. Aku membayangkan sebuah pohon jatuh di dekat taman sekolah yang lalu.
Rasa penasaran terus menguasaiku, terus berjalan dan sampailah di taman tersebut,
dengan sangat heran aku melihat pohon yang ku pikirkan tadi. Benar-benar
terjadi. Sejak saat itu aku mengetahui kemampuan anehku. Hari demi hari
kuhabiskan waktuku di taman tersebut, tak pernah kubayangkan ternyata hidupku
penuh dengan kejutan yang tidak dimiiki oleh orang lain. Awalnya aku tak
menerima kenyataan ini. Sampai suatu hari, pak Romi guru fisikaku dulu
melihatku sedang duduk termenung. Ia pun bertanya dan aku pun menceritakan kejadian
aneh pada diriku.
Master mentalist. Ternyata
itulah profesi kedua dari pak romi, guru fisikaku. Sudah lama ia mengetahui hal
tersebut, dan karena hal itulah, mengapa semua nilaiku di sekolah sangat
memuaska, ia mamotivasikan dan menginspirasikanku
untuk menjadi seorang magiction dan mulai memperdalamnya.
Aku memulai karirku dengan
mencoba sebagai master of traditional magic. Dan sekarang aku adalah seorang
square magic. Karena itu adalah janjiku untuk menguasai dadu, karena
kebencianku terhadap dadu dan kartu.
Rasa ingin tahuku juga terjawab
sekarang, Wina yang ku anggap menyukaiku dulu, ternyata dipikirannya tidak
pernah terlintas sedikitpun tentang diriku. Harapankupun kandas.
Di tengah kesuksesanku sebagai
seorang mentalis, ibu yang sangat aku sayangi pergi meninggalkanku, sekarang
hidupku hanya dengan pak Romi dan keanehan yang kumiliki.Dan setelah aku pentas
aku selalu berkata
“siapapun juga, jangan mudah
terpengaruh, jangan mengandalkan sebuah keberuntungan. Karna perhitungan yang
mendominasi kita untuk kita tau langkah kedepan seperti apa”. Saya Toro dan
terima kasih.
Karya :
listorini abu bakar
XI.
IPA.4
Tidak ada komentar:
Posting Komentar