Kamis, 25 Juli 2013

TEKNIK ROWING PADA BRUNSTROOM

Rowing
  1. Terapis dan pasien duduk berhadapan.
  2. Silangkan kedua lengan anda (terapis) sehingga tangan kanan anda dapat menggenggam tangan kanan pasien, tangan kiri anda dan tangan kiri pasien.
  3. berikan tahanan saat pasien pronasi yaitu saat lengan sehat bergerak kearah lutut hemiplegi. Hal ini dapat merangsang timbulnya reaksi asosiasi ekstensi elbow pada sisi hemiplegi.
  4. Dalam waktu bersamaan, berikan bantuan gerak ekstensi lengan hemiplegi kearah lutut sehat.
  5. Masih memegang tangan pasien, arahkan gerak ke fleksi yang dikombinasi dengan supinasi.
  6. Ulangi step 3 s/d 5 sampai anda merasakan adanya gerak ekstensi aktif lengan hemiplegi.
  7. kemudian, berikan tahanan secara bilateral.
  8. Kemudian, penguatan usaha gerak voluntary anggota gerak hemiplegi dengan cara memerintahkan pasien mempertahankan melawan tahanan pada anggota gerak yang sakit.
  9. Fasilitasi ekstensor dengan cara mendorong ke belakang lengan hemiplegi kearah fleksi elbow, yang menyebabkan “quick stretch” pada triceps.

Weight bearing
Dapat diberikan bila extensor synergy dapat terlihat (timbul) pada saat “gerak aktif”.
  1. Dalam posisi duduk, perintahkan pasien condong ke depan dengan lengan ekstensi yang tersupport pada busa.
  2. Berikan gosokan (stroking) atau ketukan (tapping) pada tendon m. triceps saat pasien mencoba mempertahankan weight bearing dengan kedua elbow ekstensi.
  3. Bila berhasil, perintahkan weight bearing lebih ditekankan pada lengan hemiplegi.
  4. Berikan ketukan/gosokan pada tendon m. triceps lagi.
  5. Dalam posisi weight bearing unilateral berikan aktifitas fungsional.

Stage IV ke V
Tujuan treatment adalah untuk mengkondisikan synergy, yaitu merangsang gerak voluntary yang mengandung komponen kedua synergy dengan cara menambah variasi gerak yang mengarah pada deviasi synergy. Rangsangan proprioseptif dan eksteroseptif masih digunakan pada stage ini namun refleks dan reaksi asosiasi sudah tidak digunakan.
Gerak deviasi synergy yang pertama pada stage IV adalah tangan ke punggung, dengan kombinasi shoulder abduksi (flexor synergy) dengan elbow ekstensiserta forearm pronasi (external synergy). Gerak ayunan lengan dan rotasi trunk akan mempermudah gerak ini, dan akan lebih mudah bila dilakukan dengan berdiri (kalau balance bagus). Bila gerak ini tidak dapat full dengan aktif, terapis harus membantu agar bisa gerak full. Stroking pada dorsal tangan dapat digunakan untuk merangsang gerak voluntary. Contoh aktifitas fungsional : memakai ikat pinggang, memperagakan renang daya crawling, memasukkan baju dalam celana.
Gerak deviasi kedua : fleksi shoulder kearah horizontal dengan elbow ekstensi.
Bila tidak bisa gerak aktif full, terapis membantunya. Sambil bergerak, tapping (ketukan) dapat diberikan pada m. deltoid anterior dan middle. Stroking dapat diberikan pada triceps, untuk mempertahankan ekstensi elbow. Gerakan ini dilakukan berulang.
Contoh aktifitas : bentuk permainan yang ditempel di dinding.
            Gerak deviasi ketiga : pronasi dan supinasi dengan elbow fleksi 900. supinasi tidak akan menjadi masalah bila tidak spastic. Problem biasanya terjadi saat harus menggabungkan pronasi(extensor synergy) dengan fleksi elbow (flexor synergy).
Contoh aktifitas : block printing, memutar sekrup, dll.

            Bila aktifitas stage IV sudah konsisten, aktifitas untuk stage V diberikan.
Pola gerak yang dilakukan pasien pada stage V ini harus makin menjauhi synergy. Usaha gerak berlebihan (excess efford) harus dihindari supaya tidak terjadi gerak stereotipi. Gerak selalu diarahkan ke fungsional dan urutan gerak harus diperhatikan.
Yang perlu diperhatikan : jangan memberikan tarikan pada sendi glenohumeral.
            Bila recovery stroke cepat, kemungkinan pasien dapat mencapai stage VI, namun banyak sekali pasien yang tidak dapat mencapai stage VI dengan sempurna. Twichell (1951) menyebutkan bahwa bila dalam waktu 10 hari pasien dapat recover pada stage III dan IV maka ia akan “recovery complete”.


Retraining control tangan dan pergelangan tangan
            Bila tangan tidak dapat aktif fleksi jari-jari (stage I) dan menggenggam(stage II) maka dapat dirangsang dengan reaksi asosiasi gerakan menggenggam kuat pada sisi sehat atau dengan mengadduksi scapula. Pada hemiplegi, biasanya fleksi Wirst selalu disertai gerak menggenggam tangan, sehingga perlunya dikembangkan stabilitas eklstensi wirst. Cara paling mudah bagi pasien untuk stabilisasi ekstensi wirst adalah saat elbow ekstensi, sehingga latihan dimulai dengan posisi elbow ekstensi dan wirst disupport oleh terapis. Ekstensor wirst dapat di fasilitasi dengan memerintahkan gerak menggenggam. Bila sudah tampak perintahkan pasien mempertahankan (hold) gerak menggenggamtersebut. Tapping pada ekstensor wirst digunakan untuk fasilitasi.

           


Tidak ada komentar:

Posting Komentar